Menjelang bulan Ramadhan harga daging ayam naik di berbagai pasar tradisional. Kenaikan harga ini terkerek karena kenaikan harga ayam potong di tingkat peternak.
Disaat bersamaan jumlah permintaan daging ayam meningkat 100 persen. Hal ini juga membuat peternak ayam potong kewalahan untuk memenuhi jumlah pasokan permintaan.
Hal ini dirasakan oleh Mulyono, salah satu peternak ayam potong di wilayah Parung, Bogor. Ia terpaksa harus menaikkan harga untuk menutupi biaya perawatan dan pakan ternak yang naik.
"Jumlah permintaan banyak, tapi ayam juga banyak yang belum siap panen. Biaya pakan juga naik," katanya saat ditemui detikFinance, di kediamannya, Kamis (12/07/2012).
Ia menuturkan biasanya, ayam siap panen itu jika sudah berumur 23 hari. Namun untuk memenuhi kebutuhan banyak dari peternak yang memanen ayamnya di usia 19 hari. Ya untuk memenuhi permintaan, tapi 19 hari juga sudah layak konsumsi," jelas Mulyono.
Sebelum naiknya harga ayam potong, biasanya Mulyono menjual kepada pihak pemborong sebesar Rp 17 ribu per Kg. Namun karena jumlah permintaan dan biaya perawatan yang meningkat, ia menjual hingga Rp 23 ribu per Kg.
"Kita menjual ke pihak pemborong, jika sudah dipasaran harganya bisa sampai Rp 30 ribu per Kg," ungkap Mulyono.
Kenaikan daging ayam kerap terjadi jelang Ramadhan, hal ini karena masyarakat memang memiliki tradisi membeli ayam sebagai menu pelengkap di bulan Puasa. Diperkirakan harga ayam akan mengalami puncak kenaikan pada H -1 sebelum bulan puasa. Dan akan kembali normal setelah Lebaran nanti.
"Sekarang emang lagi mahal mas, ini saya beli Rp 28 ribu per Kg," ungkap Etty Noprianti, ibu rumah tangga pembeli ayam potong ketika ditemuidi Pasar Parung, Kabupaten Bogor.
sumber: http://finance.detik.com/read/2012/07/12/120254/1963576/4/ini-penyebab-harga-daging-ayam-naik?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar