Mantan Menteri Keuangan RI yang kini menjabat sebagai Direktur Bank Dunia (World Bank) Sri Mulyani Indrawati meminta pemerintah RI tidak terlena dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6 persen.
Menurutnya, pemerintah Indonesia harus bisa memberikan bukti yang lebih nyata kepada masyarakat berupa penyediaan lapangan kerja dan program jaminan sosial bagi masyarakat miskin.
"Jadi pembuat keputusan, meskipun pertumbuhan 6 persen tapi bagaimana membuat lapangan pekerjaan dan mengatasi kemiskinan," ungkap Sri Mulyani saat diskusi di Kantor BKPM, Kamis (12/7/2012).
Menurutnya, Indonesia harus belajar dari negara Tunisia. Dikatakan Sri Mulyani, tumbangnya pemerintahan disana terjadi karena gagal menyediakan lapangan kerja dan jaminan bagi masyarakat miskin.
"Seperti di Tunisia, kejatuhan pemerintah di Tunisia karena mereka tidak mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup bagi angkatan kerja," sambungnya.
Selain itu, Sri Mulyani menilai pertumbuhan tingkat investasi di Indonesia yang sangat berkesan juga harus diikuti dengan bagaimana pemerintah Indonesia secara bijak dan terencana dalam membelanjakan anggarannya.
"Kita melihat investasi grade sangat bagus. Tapi bagaimana Indonesia membelanjakannya. Seberapa baik dan kualifikasi Indonesia membelanjakannya. Indonesia punya uang tapi jika salah membelanjakannya seperti Eropa," katanya.
Mengakhiri diskusi, Sri Mulyani meminta pemerintah Indonesia untuk belajar dari krisis yang terjadi di Eropa. Selain itu menurutnya, dengan pencapaian yang saat ini telah dicapai, Ia berharap pemerintah bersedia membagikan pengalamannya dengan negara lain khususnya sesama negara berkembang.
"Kita harus belajar dari Eropa. Jadi disini Indonesia tidak fokus pada peningkatan kualitas bangsa tapi bagaimana Indonesia punya good policy untuk di share," tutup Sri Mulyani.
sumber: http://finance.detik.com/read/2012/07/12/121555/1963590/4/pulang-kampung-sri-mulyani-ceramahi-pemerintah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar