Rabu, 04 Juli 2012

Pemerintah Suriah Dituding Kerap Siksa Tahanan Antirezim

Saat ini puluhan ribu tahanan antirezim Presiden Bashar al-Assad masih ditahan oleh otoritas Suriah. Muncul sebutan bahwa Suriah merupakan 'pulau penyiksaan' merujuk pada saratnya aksi kekerasan dan penyiksaan terhadap para tahanan tersebut.

Human Rights Watch (HRW), lembaga pemantau HAM yang bermarkas di New York, Amerika Serikat, mengungkapkan hal tersebut setelah mewawancarai 200 mantan tahanan, serta para tentara maupun intelijen yang membelot dari pemerintah Suriah. Tidak hanya itu, HRW juga mendata 27 fasilitas tahanan yang ada di wilayah Suriah, yang selama ini digunakan untuk menahan orang-orang yang terlibat dalam unjuk rasa menentang rezim Presiden Assad yang berlangsung sejak 16 bulan lalu.

Sebagian besar tahanan antirezim ditempatkan di sejumlah penjara yang tersebar di Suriah. Namun ada juga yang ditahan di lokasi-lokasi tak lazim, seperti di markas militer, sekolah, rumah sakit, hingga stadion. Seluruh fasilitas tahanan tersebut dioperasikan oleh empat lembaga intelijen Suriah yang dikenal dengan sebutan 'mukhabarat'.

Menurut HRW, hampir semua orang yang mereka wawancarai mengakui adanya tindak penganiayaan, baik yang mereka alami sendiri ataupun yang mereka saksikan dengan mata dan kepala sendiri. Tindak kekerasan dan penganiayaan tersebut dilakukan secara beragam. Salah satunya dengan memukul para tahanan berulang kali dan biasanya pemukulan dilakukan dengan alat seperti tongkat dan kawat.

"Metode lainnya seperti menahan tahanan dalam kondisi yang menyakitkan dalam jangka waktu yang lama, seringkali dengan menggunakan peralatan yang dirancang khusus, menggunakan listrik, menggunakan cairan asam, melakukan pelecehan seksual dan penghinaan, pencabutan kuku jari dan eksekusi tiruan," demikian laporan HRW seperti dilansir oleh AFP, Selasa (3/7/2012).

Salah seorang mantan tahanan yang sempat ditahan di Provinsi Idlib memberikan pengakuan yang cukup memprihatinkan atas tindak penganiayaan yang dialaminya. Pria berusia 31 tahun ini menyebutkan, para interogator menjepit jari tangannya dengan tang dan kemudian menjepretkan staples di jari tangan, dada dan telinganya.

"Saya pikir saya tidak akan pernah bertemu dengan keluarga saya lagi. Mereka menyiksa saya seperti ini sebanyak 3 kali dalam 3 hari berurut-turut," ucapnya.

Laporan HRW tersebut juga mengutip pengakuan mantan pejabat intelijen Suriah yang menjelaskan soal metode penyiksaan yang dilakukan militer dan kepolisian Suriah. Salah satunya dengan menggantung tahanan dengan mengikat tangan mereka di langit-langit dan menempatkan tahanan di dalam peti mati sembari mengancam akan membunuh mereka.

Secara terpisah, Komisioner HAM untuk PBB Navi Pillay menyoroti tindak pelanggaran HAM serius yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak oposisi Suriah. Kedua belah pihak dinilai tidak lagi menjaga HAM yang dimiliki oleh setiap orang, terutama warga sipil. Penggunaan kekerasan semakin meningkat diiringi dengan peningkatan penggunaan senjata berat, pengeboman dan aksi baku tembak di tengah-tengah pemukiman warga, sehingga banyak warga sipil yang ikut menjadi korban.





sumber: http://news.detik.com/read/2012/07/03/173455/1956887/1148/pemerintah-suriah-dituding-kerap-siksa-tahanan-antirezim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar